FITRA JAYA SALEH

Blogs, Ternyata menulis itu menyenangkan. Apalagi bisa menulis sesuatu yang bisa memberikan manfaat terhadap diri sendiri dan orang lain. Telah datang perintah membaca kepada umat Islam, perintah yang tidak diturunkan untuk umat-umat sebelumnya..sedangkan menulis adalah salah satu turunan dari kewajiban membaca... "Sampaikanlah walau hanya satu ayat.", begitulah perintah nabi, dan menulis bisa menjadi sebuah sarana yang baik untuk mengaplikasikan perintah untuk menyampaikan... ---Tulabi---

Monday, July 17, 2006

"Blog, Kenapa Harus Menulis.?"

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Qs Al-Mu’minuun:1-11)


Assalamualaikum.

Ba’da Tahmid dan Sholawat.
Tentang seseorang yang datang untuk mengunjungi pembangunan sebuah masjid. Ketika tiba dilokasi pembangunan masjid, kemudian sang pengunjung ini menyempatkan diri untuk bertanya kepada para pekerja pembangunan masjid yang kala itu sedang larut dalam pekerjaannya. Masing-masing pekerja didatangi, satu persatu, kemudian pada pekerja pertama, sang pengunjung tadi pun bertanya “Bapak, apa yang sedang bapak kerjakan saat ini?” Pekerja yang saat itu sedang mengaduk semen dengan pasir ketika ditanyapun kemudian menjawab “Oh..saya sedang membuat campuran semen dengan pasir pak”.. Kemudian sang pengunjung tadi mendatangi pekerja lainnya dan bertanya dengan pertanyaan yang sama “Apa yang sedang bapak lakukan.?” Sang pekerja kedua ini pun menjawab “Saya sedang menata batu bata pak..” karena memang pada saat itu sang pekerja tadi sedang memasang batu bata ke tembok. Kemudian sang pengunjung tadi bertanya kembali kepada pekerja yang lainnya juga dengan pertanyaan yang sama “Bapak, apa yang sedang bapak kerjakan.?” Pekerja yang ditanyapun dengan segera menjawab “Saya sedang mengecat tembok luar pak..” dan karena memang pekerja yang ditanya tadi sedang mengecat tembok bagian luar masjid.

Masing-masing pekerja didatangi oleh sang pengunjung tadi, dan merekapun ditanyai dengan pertanyaan yang sama, satu-persatu..dan merekapun memberikan jawaban tentang apa yang sedang mereka kerjakan sesuai dengan pekerjaan mereka saat itu..ada yang menjawab sedang mengecat, ada yang sedang mengaduk semen, dan lain sebagainya…kemudian tibalah pada seorang pekerja terakhir yang dengan sedikit uban dirambutnya menunjukkan usianya yang sudah lanjut. Kemudian pengunjung ini pun bertanya kepadanya masih dengan pertanyaan yang sama “Bapak, apa yang sedang bapak lakukan.?” Sambil terdiam sejenak, kemudian bapak pekerja tadipun menjawab “Nak, Saya sedang membangun sebuah peradaban…” Subhanallah, Jawaban yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan jawaban-jawaban daripada pekerja-pekerja pembangunan masjid yang lain. Lalu apakah yang menjadi maksud dan latar belakang sehingga jawaban dari pekerja terakhir ini terdengar lain ditelinga kita..? kemudian sang pengunjung yang bertanyapun diam-diam memahami maksud dari jawaban bapak pekerja terakhir ini, bahwa beliau memahami bahwa yang sedang dikerjakan saat itu bukan hanya sekedar membangun sebuah bangunan masjid, atau membangun sebuah fisik bangunan yang tidak memiliki arti, atau hanya memandang bahwa pekerjaannya hanya sekedar memasang bata, atau sekedar mengecat, dsb. Namun jawaban pekerja terakhir ini menunjukkan jauhnya pemikiran, cita dan visi yang dimiliki olehnya, berfikir jauh kedepan, bahwa diwaktu yang akan datang. Masjidlah yang nantinya akan menjadi pusat pandidikan dan pengembangan islam, dari masjid-masjid inilah islam akan disebarluaskan keseluruh pelosok negeri, dari masjid-masjid inilah para pemuda-pemudi islam akan dibentuk kepirbadiaannya, sehingga karakter peradaban masa depan, sangat dipengaruhi oleh keberadaan masjid-masjid yang nantinya akan menjadi markas sekaligus madrasah bagi pemuda-pemudi islam penerus peradaban. Sungguh sebuah pemikiran yang jauh ke depan, yang hanya bisa dipikirkan oleh mereka yang hidup dengan cita-cita besar, hanya dapat dipikirkan oleh orang-orang yang hidup dengan kepercayaan optimis terhadap masa depan..

Ini hanyalah sebuah ilustrasi, yang dengan ini ana ingin menunjukkan bahwa sudah seharusnya setiap kita seorang muslimpun memiliki cara pandang yang sama dalam setiap hal, cara pandang yang berorientasi jauh ke depan, cara pandang yang menjadikan Allah Swt sebagai tujuan awal dan sekaligus akhir dari kehidupan, dan menjadikan akhirat sebagai tujuan pemberhentian terakhir, sebagaimana yang disampaikan rasulullah, bahwa manusia yang cerdas adalah manusia yang senantiasa mengingat hari kemudian (Kematian).

Lalu apa hubungannya dengan Judul tulisan ini “Blog, Kenapa harus menulis.?” Ana teringat dalam sebuah dialog manja antara ana dan istri beberapa hari yang lalu, didalam hangatnya canda dan sejuknya cinta, ada satu pembahasan yang kami bicarakan dalam waktu yang lama, pembicaraan tentang ketika mulai muncul kekhawatiran didalam hati tentang perasaan riya’ dan ta’ajub yang bisa ditimbulkan salah satunya melalui tulisan-tulisan yang kita buat di blog., Kekhawatiran bahwa yang timbul adalah perasaan ingin “diperhatikan” orang lain melalui tulisan-tulisannya, Kekhawatiran jangan sampai timbul perasaan-perasaan lan selain “Menyampaikan Haq” atau nasihat-menasihati dalam kesabaran dan kebenaran.

Mungkin kemudian nanti akan ada yang mengetakan “Ah, itu sih tergantung orangnya masing-masing..” Adalah sebuah jawaban yang tidak keliru, namun senantiasa saling mengingatkan diantara kita agar tetap beristiqomah didalam Al-Haq, dan juga nasihat-menasihati agar terkumpul kembali semangat menyebarkan kebenaran, semua ini adalah lebih baik dan utama.

Sesungguhnya apa yang menjadi tujuan kita menulis, terutama di blog, sudah seharusnya juga sebagaimana ilustrasi kehidupan diatas, bahwa hanyalah berorientasi jauh kedepan, berorientasi kepada Allah Swt, sehingga tidak menjadi sia-sialah apa yang kita kerjakan. Sebagaimana salah satu ciri orang yang beriman didalam suran Al-Mu’minuun yang ana kutip diatas adalah menjadi orang yang menjauhi perkataan dan perbuatan yang sia-sia, dan yang sia-sia itu adalah segala sesuatu yang tidak diorientasikan kepada Allah, namun kepada keinginan-keinginan remeh, fana, rapuh dan duniawi yang hanya akan dirasakan sekejap jua tak berbekas.

Ikhwati Fillah, Ingatlah selalu bahwa salah satu alat yang bisa digunakan sebagai pengukur seberapa produktif kah seorang kader dakwah, maka ini dapat dilihat dari seberapa besar pula pengaruh pemikiran yang bisa dia sampaikan kepada orang lain, terutama orang-orang yang berada “disekelilingnya”, atau seberapa besar lingkaran nashrul Fikroh (Penyebaran pemikiran) yang dapat dia lakukan didalam masyarakatnya. Misalnya, kader dakwah yang berada dikantor, seberapa besar pengaruh pemikiran-pemikiran islami kita terhadap teman-teman sekantor, dll. Maka dengan menulis tentang kebenaran dengan sendirinya akan dapat menyebarkan pemikiran-pemikiran islami kita kepada masyarakat luas.

Karena dengan orientasi-orientasi inilah seharusnya kita memulai “menggoreskan mata-mata pena” kita dimana saja, karena dengan orientasi-orientasi jangka panjang inilah seharusnya kita memulai setiap aktivitas kita, dan karena dengan orientasi-orientasi keabadian inilah seharusnya kita memulai setiap pagi hari, dengan hanya berharap kepada Allah Swt, atas Ridho dan Barokahnya.

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (Qs Huud:15-16)

Wallahualambishowab.

Pekanbaru, 17 Juni 2006

1 Comments:

At Sunday, August 31, 2008 7:11:00 AM, Blogger yocchan said...

nggak menyangka bisa dikaitkan seperti ini :)

 

Post a Comment

<< Home